Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
NEWSMAKER. Nunung alias Tri Retno Prayudati terjerat kasus narkoba. Menteri Susi mengampanyekan antiplastik. Mereka berdua selama libur akhir pekan, Sabtu (20/7) dan Minggu (21/7), menghiasi wajah media kita. Inilah dua tokoh yang membuat kita tidak bisa berpaling.
Nunung, Komedian
Wajah Nunung muram. Tawa telah hilang dari wajahnya. Ya, perempuan komedian bertubuh subur itu, yang biasanya ikut terpingkal hingga terkencing-kencing ketika lawan mainnya melucu, tidak bisa berkata-kata. Kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu telah merampas semua keceriaannya.
Baca Juga: Komedian Nunung ditetapkan sebagai tersangka penyalahgunaan sabu
Nunung alias Tri Retno Prayudati telah ditetapkan sebagai tersangka sejak Sabtu (20/7). "Iya sudah (ditetapkan sebagai tersangka)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada Kompas.com. Nunung dan suaminya, July Jan Sambiran, kini mendekam di Rutan Narkoba. Mereka terbukti positif menggunakan narkoba berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan.
Baca Juga: Ini alasan komedian Nunung dan suaminya konsumsi shabu
Saat penggerebekan, Nunung dan suami baru saja membeli sabu dari HM. Ketika penggerebekan dilakukan, Nunung sempat panik dan membuang barang bukti berupa sabu seberat 2 gram ke dalam kloset. Padahal, harga sabu itu lumayan mahal, Rp 1,3 juta per gram. Nunung diketahui sudah 10 kali membeli sabu selama tiga bulan terakhir. Duh, Nunung kenapa harus nyabu segala? Untuk meningkatkan stamina, kata Nunung..
Baca Juga: Polisi: Nunung sudah lebih dari 20 tahun pakai sabu
Seperti kita ketahui, Nunung beserta suaminya ditangkap polisi atas dugaan penyalahgunaan narkoba jenis sabu di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/7) siang. Keduanya ditangkap setelah melakukan transaksi sabu dengan tersangka HM. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya satu klip sabu seberat 0,36 gram, dua klip kecil bekas bungkus sabu, 3 buah sedotan plastik untuk menggunakan sabu.
Berita Nunung, sang komedian bertubuh subur, ini amat menyita perhatian sejak Jumat malam dan Minggu, puncaknya terjadi pada hari Sabtu.
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
"Kalau tidak bisa diubah, tidak menutup kemungkinan 2030 laut Indonesia akan lebih banyak sampah plastik daripada ikannya,"
Getol benar, Susi Pudjiastuti mengampanyekan pemakaian plastik. Betapa tidak, tampaknya itu memang harus dilakukan. Bayangkan saja, Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah China dalam hal penyumbang sampah laut di dunia. Bahkan, tidak sedikit populasi ikan punah akibatnya. "Kalau tidak bisa diubah, tidak menutup kemungkinan 2030 laut Indonesia akan lebih banyak sampah plastik dari pada ikannya," kata Susi melalui telepon kepada Kompas.com, Sabtu (20/7).
Kesungguhan Menteri Susi dalam memerangi sampah plastik dibuktikan dengan mengikuti pawai menolak plastik sekali pakai di kawasan car free day (CFD) Jalan Sudirman - Thamrin, Jakarta, pukul 07.00 WIB (21/7). Pada pawai tersebut, Menteri Susi menyerukan agar masyarakat berhenti menggunakan plastik sekali pakai seperti sedotan plastik, gelas, piring, peralatan makan, dan pembungkus plastik.
"Ayo kita tolak plastik sekali pakai! Kita harus perangi plastik sekali pakai karena akan jadi sampah!" ujar Susi menggunakan alat pengeras suara. Pada bagian lain, Susi juga mengatakan bahwa pembuang sampah plastik ke lautan juga harus "ditenggelamkan".
Baca Juga: Menteri Susi: Yang buang sampah plastik sembarangan, tenggelamkan!
Akhirnya Susi mengajak seluruh warga mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, termasuk penggunaan sedotan plastik sekali pakai. "Jangan minum pakai sedotan plastik. Kalau minum pakai sedotan seperti baby, malu-maluin," katanya saat berpidato dalam kegiatan pawai. Setuju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News