Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (12—16 Oktober 2015) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan.
Patrice Rio Capella, mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (Nasdem)
Wah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella sebagai tersangka dalam kasus dugaan menerima pemberian janji atau hadiah terkait penanganan dana Bantuan Sosial (Bansos) Sumatera Utara. Dalam kasus ini, KPK juga menetapkan Gubernur Sumatera Utara (nonaktif) Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evy Susanti, sebagai tersangka. "Penyidik telah menemukan dua alat bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan Saudara PRC sebagai tersangka," ujar Pimpinan sementara KPK Johan Budi, Kamis (15/10). Adapun PRC mengaku sudah resmi mengundurkan diri dari partai yang digawangi Surya Paloh itu. "Saya sudah lapor dengan Pak Surya bahwa saya mengundurkan diri sebagai sekjen," katanya. PRC menambahkan, dirinya bakal siap jalani pemeriksaan KPK. Hingga saat ini dia masih belum berencana untuk mengajukan gugatan praperadilan terkait ditetapkannya sebagai tersangka.
Richard Joost Lino, Direktur Utama PT Pelindo II
Richard Joost Lino mengaku tidak menyesal atas sikapnya yang sempat mengultimatum Presiden Joko Widodo, setelah kantornya di Tanjung Priok digeledah oleh Badan Reserse Kriminal Polri, beberapa waktu lalu. Justru RJ Lino merasa mendapat dukungan dari Presiden Jokowi. Selain itu, "Saya di-support di mana-mana. Akhirnya polisi itu yang diganti, bukan saya. Belum tentu dia juga enggak benar. Namun, itu setidaknya menandakan, 'Hey, this guy is doing correct' (Orang ini melakukan hal yang benar)'," kata Lino di kantornya, Jakarta, Selasa (13/10). Lino menyadari sikapnya dalam mengultimatum Presiden mendapat kritikan dari publik. "Saya enggak butuh publik suka sama saya. Saya seorang dirut BUMN. Saya bukan politisi yang ingin jadi gubernur atau anggota DPR sehingga harus memikirkan popularitas," ucap Lino.
Rhoma Irama, Ketua Umum Partai Islam Damai Aman (Idaman)
Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama dalam deklarasi nasional partainya menyampaikan bahwa doktrin politik partainya adalah menampilkan citra Islam yang rahmatan lil'alamin dan membangun Indonesia yang Pancasilais. Rhoma juga memaparkan filosofi logo partainya, yaitu enam jari terkembang sebagai simbol dari menggapai dan dua jari telunjuk serta dua ibu jari disatukan membentuk hati sebagai simbol cinta. Warna emas yang digunakan juga berarti kejayaan. "Jadi, filosofi simbol Partai Idaman adalah mencapai kejayaan dengan cinta," tutur Rhoma disambut dengan tepuk tangan riuh penonton yang berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (14/10). Uniknya, penyampaian visi misi partai tidak dibawakan Rhoma dengan cara berorasi, tapi melalui lima buah lagu. Lagu tersebut adalah "Bersatulah", "Kita adalah Satu", "Reformasi", "Indonesia", dan "Pembaharuan". Rhoma menilai bahwa penyampaian visi misi menggunakan lagu lebih efektif dan menyentuh para pendengarnya. "Kita kepengin tampil beda," kata Rhoma sambil membawa gitarnya.
Soetrisno Bachir, Ketua Majelis Pertimbangan Amanat Nasional
Soetrisno Bachir memuji setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Soetrisno, pemerintahan Jokowi-JK berhasil dalam meningkatkan perekonomian nasional. Soetrisno lantas menyebut keberhasilan pemerintah dalam memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar. "Sekarang kekhawatiran masyarakat yang begitu didramatisir seolah-olah negara ini akan bangkrut gara-gara dollar mau mencapai Rp 15.000. Nah ternyata begitu dollar menurun, kita semangat lagi kan. Masak kita ini semangat berbangsa dan bernegara hanya dikarenakan dollar?" kata Soetrisno di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (13/10). Kendati demikian, Soetrisno menilai bahwa keberhasilan pemerintah tidak selamanya ditentukan dari besar kecilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Ia optimistis Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla mampu membawa perekonomian Indonesia lebih baik. Soetrisno yakin rata-rata angka pertumbuhan ekonomi dalam setahun bisa meningkat.
Muhaimin Iskandar, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Ia menilai, Jokowi konsisten menepati janjinya pada Pemilu Presiden 2014 lalu. "Kami sangat mendukung dan terima kasih. Nanti tanggal 22 Oktober akan ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional," kata Muhaimin di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Rabu (14/10) malam. Ia menilai, penetapan Hari Santri Nasional merupakan penghargaan yang luar biasa bagi umat Islam di Indonesia. Santri, menurut Muhaimin, memiliki tiga makna kesucian, yaitu suci dalam pikiran, hati, dan perilaku. Tiga makna kesucian tersebut dinilai dapat menjadi modal bangsa untuk maju, tetapi tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News