Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (2—6 Maret 2015) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan
Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta
Perseteruan Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok dengan DPRD DKI membuat wajah gubernur yang satu ini akrab di media. Perseteruan itu terkait temuan bahwa ada anggaran sebesar Rp 12,1 triliun yang menyelip di rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015. Gubernur Ahok menduga, anggaran tersebut berasal dari proyek-proyek titipan DPRD DKI. Belakangan anggota DPRD yang dimotori oleh Wakil Ketua DPRD Haji Lulung menolak tegas tuduhan Ahok. Mereka pun bergerak mengusung hak angket. Ahok pun membalas dengan melaporkan anggaran siluman itu ke KPK.
Abraham Lunggana, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Menghadapi serangan Ahok, Abraham Lunggana alias Haji Lulung yang paling garang menangkis. Dirinya kerap tampil di media menyampaikan pembelaan. Bahkan ketika pendukung hak angket mulai menarik diri, dia tetap akan mendukung hak angket meski partainya (PPP) sudah menyatakan tidak mendukung hak angket. Dia siap dipecat. Bagi Lulung, apa yang dituduhkan Ahok terhadap DPRD seperti sebuah vonis tanpa pengadilan. Saat ini, menurut Lulung, dirinya sedang menegakkan hukum.
Taufiequrachman Ruki, Plt Ketua KPK
Pekan ini Ruki kembali sering tampil di media terkait pelimpahan melimpahkan kasus Budi Gunawan dari KPK ke Kejaksaan Agung. Kebijakannya langsung menuai protes. Bukan cuma protes dari LSM dan masyarakat, melainkan juga protes dari kalangan internal sendiri. Karyawan KPK menggelar demo menolak pelimpahan kasus itu ke Kejaksaan. Ruki malah mendatangi demo tersebut, bahkan dia ikut menandatangani petisi menolak pelimpahan.
Tony Abbott, Perdana Menteri Australia
Tampaknya Tony Abbot selalu mencari peluang untuk menyelamatkan warganya, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dari hukuman mati. Mulai dari menelepon langsung Jokowi hingga mengutak-atik bantuan Australia selama tsunami, yang malah memicu cemoohan dan gerakan mengumpulkan koin untuk Australia. Pekan ini wajah Tony Abbott kembali beredar di media terkait opsi untuk barter terpidana duo “Bali Nine” dengan tiga narapidana WNI di Australia. Kini Tony Abbott menyoal foto polisi dengan dua terpidana mati asal Australia itu. Abbot sebenarnya menyadari warganya memang salah. “Kami benci kejahatan narkoba, tapi kami juga benci hukuman mati, yang kami pikir tak pantas dilakukan untuk negara seperti Indonesia,” ujar Abbott.
Denny Indrayana, mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini sudah merasa akan dikriminalisasi karena dia mendukung KPK selama kisruh. Polisi menduga adanya tindak pidana oleh Denny. Polisi mendapatkan informasi bahwa ada uang lebih yang dipungut dalam sistem payment gateway layanan pembuatan paspor di seluruh kantor imigrasi. Namun, Jumat (6/3) mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana tidak memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri,. Selain itu, Denny juga dialporkan oleh LSM Pembela Kesatuan Tanah Air (Pekat), ke Polres Metro Jakarta Barat, pada Rabu (4/2) malam. Denny dilaporkan karena ucapannya yang menyebutkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sedang menggunakan “jurus pendekar mabuk” dengan berbagai manuvernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News