kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,84   -28,89   -3.12%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Newsmakers: Dari Jokowi hingga Megawati


Sabtu, 28 Mei 2016 / 05:05 WIB
5 Newsmakers: Dari Jokowi hingga Megawati


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa  lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (23—27 Mei 2016) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers  yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan.

Joko Widodo, Presiden RI

Kasus pemerkosaan yang tak henti-henti menghiasi media massa mendorong Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.  "Perppu ini untuk mengatasi kegentingan yang diakibatkan kekerasan seksual terhadap anak yang semakin meningkat signifikan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/5). Jokowi mengatakan, kejahatan seksual anak merupakan kejahatan luar biasa karena mengancam dan membahayakan jiwa serta tumbuh kembang anak."Kejahatan luar biasa butuh penanganan luar biasa," ujar Jokowi. Sanksi yang diatur berupa kebiri secara kimiawi serta pemasangan alat deteksi elektronik sehingga pergerakan pelaku bisa dideteksi setelah keluar dari penjara. Seperti biasa, ada yang pro dan kontra atas ditandatanganinya perppu ini.

Megawati, Mantan Presiden RI

Dari media kita mengetahui bahwa Universitas Padjajdjaran resmi menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa (Dr HC) kepada presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Prosesi berlangsung pada Kamis (25/5/2016) di Grha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran, Bandung. Ketua tim promotor Prof Dr H Obsatar Sinaga, M.Si mengatakan, penganugerahan ini didasari oleh perjalanan dan sikap politik Megawati yang dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, masa sebelum Megawati menjabat presiden kelima; kedua,  masa ketika Megawati menjabat presiden; ketiga, masa setelah tak lagi menjabat presiden. "Menariknya meski sudah tak lagi menjabat sebagai presiden, Megawati masih bisa menentukan siapa presiden berikutnya," ujar Obsatar seraya disambut tawa hadirin. Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi ilmiah tentang berbagai kebijakan dan peristiwa yang sering dipermasalahkan saat dirinya menjabat sebagai Presiden kelima RI.

Basuki  Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak ambil pusing soal ada atau tidaknya dukungan partai politik terhadap dirinya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.  Yang penting, Ahok tetap bisa maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. "Kalau dukung ya bagus, kalau enggak juga enggak apa-apa. Kan sudah bisa nyalon juga (tanpa dukungan partai politik)," saat ditemui di Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (26/5).Lagi pula, menurut Ahok, dengan komposisi parpol yang mendukungnya saat ini saja, sudah dapat memuluskan program-programnya di DPRD. Ahok mengaku sudah membulatkan tekad untuk maju melalui jalur independen guna menghormati kelompok relawan pendukungnya, "Teman Ahok".

Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar

Perihal masuknya nama  sejumlah orang yang tersandung masalah dalam struktur kepengurusan Partai Golkar, Idrus Marham membantah. Tidak ada orang bermasalah di dalam struktur kepengurusan Golkar.  Kalaupun ada sejumlah orang yang pernah tersandung perkara hukum, menurut Idrus, persoalan mereka sudah rampung.  "Itu kan sudah selesai semua. Jadi, secara UU, mereka itu kan juga sudah mencalonkan sebagai anggota Dewan. Iya kan? Enggak ada masalah," kata Idrus saat dihubungi, Jumat (27/5). Mengenai   adanya syarat PDLT alias prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela, "Lha itu masalah PDLT itu kan banyak, bisa saja orang menafsirkan, tetapi kembali ke unsur normatifnya (UU)," ujar dia. Idrus memastikan, dalam menyusun struktur, tim formatur tidak menabrak aturan di dalam AD/ART.

Susno Duadji, Komisaris Jenderal (Purn) Polisi

Hari-hari ini foto-foto Susno di tengah sawah menjadi perbincangan netizen. Dalam foto, pria kelahiran Pagar Alam, 1 Juli 1954, itu memegang cangkul layaknya petani. "Sejak purna tugas saya lebih banyak di kampung halaman bertani ngerjakan lahan warisan orang tua; kebun, sawah, dan pekarangan, sedikit kolam ikan. Sawah ini warisan orang tua saya …" demikian penjelasan dalam akun FB tersebut. Ada pula foto Susno ketika menghadiri kegiatan bersama sejumlah elite PDI Perjuangan. Dalam foto itu, Perihal yang satu ini, meski belum lugas, Susno mengakui ingin menjadi kepala daerah. Setelah menjadi warga sipil, Susno memang mengincar jabatan gubernur Sumatera Selatan dalam Pilkada 2017. Namun, Susno lebih dulu melihat hasil survei elektabilitasnya dan calon lain. "Saya tentu akan melihat dulu hasil survei. Kalau hasilnya elektabilitas kita tinggi, maka insya Allah kita akan maju," kata Susno.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×