Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (28 November—2 Desember 2016) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan.
Joko Widodo, Presiden RI
Jalannya aksi doa bersama 212 yang superdamai membuat Presiden Joko Widodo berterima kasih dan mengapresiasi aksi yang diselenggarakan di Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (2/12), itu. Ucapan tersebut dilontarkan Jokowi seusai shalat Jumat. Ucapan itu juga diselingi pekikan takbir yang diteriakkan Jokowi. "Terima kasih atas doa dan zikir untuk keselamatan bangsa dan negara," kata Jokowi yang lantas memekikkan takbir tiga kali. "Penghargaan setinggi-tingginya, seluruh jemaah yang hadir tertib sehingga semua berjalan dengan baik," ujar Jokowi yang kembali meneriakkan takbir tiga kali. Total, Jokowi memekikkan takbir sebanyak enam kali. Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menembus hujan berjalan dari Istana Merdeka ke Monas untuk menunaikan shalat Jumat bersama peserta aksi. Jokowi dan Kalla tampak memegang sendiri payung mereka yang berwarna biru.
Ade komarudin, Mantan Ketua DPR RI
Upaya untuk melengserkan Ade Komarudin berjalan mulus. Setelah sebelumnya wacana pergantian dirinya merebak. Akom, sapaan akrab Ade Komarudin, sempat menemui sejumlah tokoh, di antaranya Megawati Soekarnoputri. Namun, langkah Akom harus berhenti ketika Mahkamah Kehormatan DPR memberhentikannya dari jabatan Ketua DPR pada Rabu (30/11). Sebelumnya Akom sempat mengatakan tak masalah dengan penggantian dirinya. "Jabatan adalah amanah, kapan pun Allah akan memberikan ataupun mengambil amanah ini, saya siap dan ikhlas," kata Akom saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/11).
Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa saat ini pemerintah berencana menertibkan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis agama yang ideologinya bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi negara. "Di negara Indonesia ini tidak boleh ada ormas yang memiliki ideologi yang bertentangan dengan Pancasila dan konstitusi. Semua ormas harus tunduk pada aturan main bersama yang disepakati bersama," ujar Lukman seusai Rapat Koordinasi Khusus antisipasi unjuk rasa 2 Desember di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Rabu (30/11). Lukman menuturkan, terkait rencana penertiban tersebut, Kementerian Agama akan memantau dan mendata semua ormas keagamaan.
Gatot Nurmantyo, Panglima TNI
Gatot Nurmantyo agak memperhatikan juga perkembangan media sosial akhir-akhir ini. Gatot mengatakan, saat ini banyak "ustaz media sosial" yang bertebaran memamerkan pengetahuan agama. Namun, ia menilai kondisi itu dapat menjadi bahaya bagi umat Islam. "Sangat bahaya bagi muslim Indonesia, bahaya karena banyak ustaz socmed. Yang enggak punya ilmu agama, tapi kelihatan jago, karena dia beraninya muncul di socmed saja," kata Gatot. Menurut Gatot, para ustaz socmed tidak perlu bersekolah agama, tapi cukup mempelajarinya melalui internet. Gatot menyinggung hal itu dalam paparannya saat memberikan Kuliah Kebangsaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (29/11).
Wiranto, Menko Politik, Hukum, dan Keamanan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengapresiasi aksi doa bersamadi Silang Monas, Jumat (2/12). "Hari ini kita saksikan peristiwa luar biasa. Unjuk rasa berubah menjadi ibadah dan gelar sajadah," ujar Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat. "Unjuk rasa yang tadinya akan menggelar aksi unjuk kekuatan di jalanan, dengan satu komunikasi yang baik antara pimpinan pengunjuk rasa dengan aparat, maka terjadi musyawarah mufakat untuk beralih menjadi aksi superdamai," kata dia. Apresiasi itu pula yang membuat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut bergabung ke dalam barisan shalat Jumat di Silang Monas meskipun diguyur hujan cukup deras.
Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet, Musisi dan Aktivis Perempuan
Setelah ditangkap polisi, Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet dan delapan orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka, Jumat (2/12). Tujuh di antaranya, termasuk Ratna, diduga melakukan makar sebagaimana diatur dalam Pasal 107 KUHP juncto Pasal 110 KUHP juncto Pasal 87 KUHP. Adapun Dhani dijerat dengan pasal penghinaan terhadap penguasa yang diatur dalam Pasal 207 KUHP. "Kalau sudah ditangkap, itu pasti sudah ditetapkan menjadi tersangka," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Mengenai ditahan tidaknya mereka, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto mengatakan, "Setelah 24 jam pemeriksaan akan dipastikan lagi, apakah ditahan atau tidak."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News