Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (19—23 September 2016) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka selama sepekan
Ahok—Djarot, Gubernur DKI Jakarta
Akhirnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berpasangan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017. Rabu (21/9) Ahok-Djarot mendaftar sebagai cagub dan cawagub di KPU DKI Jakarta, Salemba. Dalam kesempatan itu, Ahok berterima kasih pada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang memberikan dukungan dan mendampinginya mendaftar ke KPU DKI Jakarta. Ahok meminta pertarungan pada Pilkada DKI Jakarta2017 tidak diwarnai perdebatan mengenai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Menurut Ahok, pertarungan dalam pilkada haruslah saling mengkritisi program. "Kami sangat berharap di dalam pemilihan ini yang dipertandingkan adalah program, yang dikritik adalah program, bukan membicarakan SARA," kata Ahok.
Agus Harimurti—Sylviana Murni, Cagub dan Cawagub
Empat partai, PPP, Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni sebagai bakal cagub dan cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Keempat partai ini mengusung Agus-Sylviana karena dianggap prospektif dan "fresh" dibandingkan dengan bakal pasangan calon lainnya. "Mereka ideal, kombinasi seorang militer yang meraih Adhi Makayasa, lulusan terbaik di angkatannya, dan dipadu birokrat yang berpengalaman," kata Ketua Umum DPP PP M Romahurmuziy di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/9) dini hari. Selanjutnya mereka mendaftar ke KPU pada malam harinya.
Anies Baswedan—Sandiaga , Cagub dan Cawagub DKI Jakarta
Tidak bergabung dengan empat partai di Cikeas, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera Jumat (23/9) malam mengumumkan duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pasangan untuk Pilkada DKI Jakarta 2017. Anies diusung sebagai calon Gubernur DKI Jakarta, sedangkanSandiaga Uno sebagai bakal calon Wakil Gubernur. Padahal, Sandiaga selama beberapa pekan ini digadang-gadang sebagai calon gubernur. Sandiaga menyebut timnya adalah pasangan profesional. "Kami menghadirkan pasangan profesional dan bukan duet politik yang siap bekerja," ujar Sandiaga di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/9). Adapun Anies menyebut kehadiran mereka untuk menyemarakkan demokrasi. "Saya dan Bung Sandi memasuki Pilkada ini dengan sebuah niat untuk menyemarakkan demokrasi. Mari kita masuki Pilkada dengan suasana gembira, mari jadikan Pilgub ini festival gagasan," ujarnya.
Irman Gusman, Mantan Ketua DPD
Diragukan prosedurnya dalam penanganannya kasus dugaan suap Irman Gusman, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif memastikan, pihaknya sudah sesuai prosedur dalam menangani kasus dugaan suapIrman Gusman. "Enggak mungkin kami berani melakukan OTT apalagi dengan high profile seperti itu tidak dilaksanakan dengan proper. Semuanya sesuai apa yang selalu dilakukan KPK," ujar Laode di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9). Lalu, soal barang bukti Rp 100 juta dari OTT di kediamannya dinilai kecil oleh sejumlah pihak. Menurut Priharsa, tindakan Irman menerima suap dari Direktur CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto menjadi dasar OTT yang dilakukan pihaknya. "Yang jadi dasar KPK adalah perbuatan. Perbuatan yang bersangkutan diduga menerima dan itu bertentangan dengan kewajibannya dan aturan," ujar Priharsa di KPK, Selasa (20/9).
Muhammad Yusuf, Kepala PPATK
Ternyata tidak ada aliran dana Freddy Budiman kepada petinggi Polri dan TNI, sebagaimana penuturan Haris Azhar, Koordinator Kontras, ketika bertemu Freddy Budiman pada 2014. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf menegaskan, PPATK belum menemukan aliran dana dari rekening gembong narkoba Freddy Budiman untuk petinggi Kepolisian, TNI, dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Aliran dana yang ditemukan PPATK jumlahnya hanya puluhan juta rupiah dan hanya kepada satu orang. "Tidak signifikan, tapi perlu disikapi. Bintara ke bawah," ujar Yusuf, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9). Lalu terkait kasus Irman Gusman, Yusuf mengatakan, pihaknya belum pernah menelusuri aliran dana terkait mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu. "Selama ini kami anggap dia baik. Jadi enggak ada," ujar Yusuf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News