kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Newsmaker: Dari Andi Arief hingga Prabowo Subianto


Jumat, 17 Agustus 2018 / 09:48 WIB
5 Newsmaker: Dari Andi Arief hingga Prabowo Subianto


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Dalam sepekan banyak peristiwa terjadi, banyak tokoh pembuat berita yang datang dan pergi. Mungkin saja ada peristiwa  lama yang muncul dengan tokoh baru, bisa juga peristiwa baru dengan tokoh lama. Selama sepekan (13—16 Agustus 2018) telah terjadi berbagai kemungkinan. Inilah lima newsmakers yang membuat kita tidak bisa berpaling dari mereka.

Andi Arief, Wakil Sekjen Partai Demokrat

Keriuhan b julukan Jenderal Kardus tampaknya terus bergulir hingga minggu ini. Andi Arief mengaku diperintah partainya untuk bicara mengenai dugaan mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno kepada Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera. Mahar itu, disebutnya, dijanjikan agar PAN dan PKS mau menerima Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden bagi Prabowo Subianto. "Saya ingin menyatakan bahwa saya diperintah partai bicara ini," kata Andi, Senin (13/8) malam. Yang Mengejutkan Andi memastikan pernyataannya bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan, menurut dia, keputusan Demokrat untuk mengungkap soal dugaan mahar ini diambil dalam rapat resmi partai di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (8/8) malam.  Ia juga menolak minta maaf perihal isu mahar Rp 500 miliar kepada PKS dan PAN itu. "Saya orang yang taat hukum, pasti akan hadir, tidak mungkin saya menghindar. Saya siap dikonfrontasi untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Syafruddin, Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi

Mundurnya Asman Abnur,  agaknya membuat Presiden Jokowi untuk cepat-cepat mencari gantinya.  Nah, Rabu (15/8),  Syafruddin dilantik menjadi  Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi oleh Presiden Jokowi.  Safruddin yang sebelumnya menjabat Wakil Kapolri menyatakan akan fokus menyelesaikan program kerja yang sudah disusun oleh pendahulunya, Asman Abnur. "Dalam waktu satu tahun lebih sedikit ke depan ini, saya akan menyelesaikan program yang telah dirancang untuk lima tahun. Ya, saya selesaikan saja," ujar Syafruddin  setelah dilantik di Istana Negara. Menurut Syafruddin, kinerja Asman selama menjabat sebagai Menteri PAN-RB sangat baik. Kinerjanya dinilai mendapatkan apresiasi dari kementerian dan lembaga. "Ya intinya menyelesaikan target yang belum selesai dan sudah direncanakan oleh menteri yang lama," ujar dia. Salah satu program yang akan menjadi fokus, yakni perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS).  

Tifatul Sembiring, Anggota Majelis Syuro PKS

Tifatul Sembiring menyoroti pidato Presiden Joko Widodo dalam sidang tahunan MPR, DPR, DPD yang terlalu banyak bicara soal pembangunan infrastruktur. Menurut dia, Presiden Jokowi hanya menonjolkan infrastruktur, namun mengesampingkan kebutuhan pokok dan mendasar yang dibutuhkan rakyat. "Saya setuju infrastruktur dibangun, terutama sampai ke Papua. Tapi untuk pengembangan lebih lanjut nanti harus diseimbangkan anggarannya," kata Tifatul usai menghadiri sidang tahunan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).  "Memang keluhan di bawah itu memang banyak ya. Kita anggota DPR terjun ke masyarakat, kemudian berdialog dengan masyarakat banyak keluhan itu tarif listrik naik, harga bahan bakar naik, harga harga juga sudah naik, terutama telur, ya," kata dia. "DPR pun nasi kotaknya telurnya separuh, kena imbasnya," tambah dia.

Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI

Dalam acara resmi pun kita acap mendengarkan kekeliruan yang terkadang membikin tertawa. Seperti Bambang Soesatyo yang Ketuda DPR itu sempat salah menyebut nama Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dalam pidato pembukaan Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8). Awalnya, Bambang menyapa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam sidang tersebut. Kemudian Bambang menyapa Megawati, namun ia keliru saat menyebut nama belakang Ketua Umum PDI-P itu.  "Yang kami hormati Presiden Indonesia kelima Ibu Hajah Megawati Soekarnoputra...," ujar Bambang. Sontak anggota Dewan yang mendengar bertepuk tangan. Bambang segera meralat ucapannya itu sambil menyebut Megawati dengan sebutan ibunda. "Putri maksud saya. Maaf, Ibunda. Biar lebih afdal saya ulang. Kepada yang terhormat Presiden Indonesia kelima Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri," ralat Bambang.  Namun, Bambang kembali keliru saat menyebut jabatan Muhaimin Iskandar. Bambang menyebut Muhaimin sebagai Ketua MPR, bukan sebagai Wakil Ketua MPR. "Yang saya hormati Ketua MPR Saudara Muhaimin Iskandar...," ucap Bambang. Ia pun berhenti sejenak sambil kembali membaca naskah pidatonya. "Oh ini tulisannya ketua. Yang kami hormati Wakil Ketua MPR saudara Muhaimin Iskandar," kata politisi Partai Golkar itu. Dalam pidatonya Bambang Soesatyo sempat meminta masing-masing kandidat bakal capres tak saling merendahkan satu sama lain sepanjang kampanye di Pilpres 2019.

M.Romahurmuziy,  Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan

Jumlah juru bicara (jubir) tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Amin yang mencapai 100 orang lebih, banyak yang beranggapan terlalu banyak.  Pria yang akrab disapa Romy ini menjelaskan, jumlah jubir tim Jokowi-Ma'ruf bisa mencapai sebanyak itu karena setiap parpol mengusulkan kadernya. Parpol pendukung Jokowi saja ada sembilan yakni PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura. Selain itu, ada parpol nonparlemen yakni PSI, Perindo dan PKPI. "Kita kan atas nama kebersamaan, 9 parpol dan beberapa nama tokoh nasional yang kita nilai memiliki kapasitas, kita undang," ujar Romy. "Masing-masing nama itu disodorkan parpol, kami menyodorkan sepuluh nama," tambah Romy. Kendati begitu,  Romahurmuziy memastikan akan ada evaluasi terhadap kinerja juru bicara tim kampanye Joko Widodo-Ma'ruf Amin  itu. Jika nantinya ada yang melakukan kampanye negatif dan merugikan,  mereka akan langsung dicopot dari posisi juru bicara. Hal ini disampaikan Romahurmuziy menanggapi adanya sejumlah jubir yang kontroversial seperti Farhat Abbas dan Razman Nasution. "Tentu kalau kemudian dalam proses ada persoalan yang menjadikan kampanye negatif untuk Pak Jokowi dan Ma’ruf, tidak tertutup kita akan evaluasi," kata Romahurmuziy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).   

Prabowo Subianto, Bakal Calon Presiden

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Presiden Joko Widodo sebelum Pilpres 2019. Hal itu ia katakan setelah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (15/8) malam. "Kami juga akan minta waktu (untuk bertemu) Pak Jokowi," ujar Prabowo saat memberikan keterangan seusai pertemuan.  Prabowo mengatakan, dirinya ingin melaksanakan demokrasi yang baik dan mengedepankan nilai-nilai kesantunan. Meski menjadi rival dalam kontestasi Pilpres 2019, nilai-nilai persahabatan dan kekeluargaan harus tetap dijaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×