kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Pondok pesantren tertua di Indonesia


Rabu, 15 Februari 2017 / 12:00 WIB
5 Pondok pesantren tertua di Indonesia


Reporter: Deni Riaddy | Editor: Deni RIaddy

Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang kurikulumnya menitikberatkan pada pembelajaran materi agama Islam. Jauh sebelum Republik Indonesia merdeka, pesantren pun sudah ada. Tidak heran kalau di tanah Jawa terkenal ada para Wali Songo atau Wali Sembilan. Ini pun menegaskan bahwa keberadaan pesantren di Indonesia sudah ada bahkan sebelum adanya Wali Songo ini.  Walau pun usianya sudah ratusan tahun, keberadaan pesantren ini tidak lapuk kena jaman. Transformasi pendidikan modern yang menyenangkan digabung dengan suasana religious pun kini dengan mudah bisa ditemukan di berbagai pesantren baik yang baru maupun pesantren yang usianya ratusan tahun. Berikut 5 pesantren tertua di Indonesia versi Kontan yang keberadaannya masih tetap eksis hingga kini.

Nama : Ponpes Darul Ulum
Alamat : Potoan Daya - Palengaan 
Kota, Provinsi : Pamekasan - Jawa Timur
Pendiri : Kyai Itsbat bin Ishaq
Tahun Berdiri : Tahun 1787 M.
Keterangan : - Pondok Pesantren Banyuanyar bermula dari sebuah langgar (musholla) kecil yang didirikan oleh Kyai Itsbat bin Ishaq sekitar tahun + 1787 M/1204 H. Beliau adalah salah seorang ulama kharismatik yang terkenal dengan kezuhudan, ketawadhuan dan kearifannya yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh masyarakat dan pengasuh pondok pesantren di Pulau Madura dan Pulau Jawa.
    - Nama Banyuanyar diambil dari bahasa Jawa yang berarti air baru. Hal itu didasari penemuan sumber mata air (sumur) yang cukup besar oleh Kyai Itsbat. Sumber mata air itu tidak pernah surut sedikitpun, bahkan sampai sekarang air tersebut masih dapat difungsikan sebagai air minum santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Banyuanyar.
    - Santri Pondok Pesantren Banyuanyar kini berjumlah 4.323 orang, terdiri dari santri putra sebanyak 3.211 orang dan santri putri sebanyak 1.112 orang, yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Madura, Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera serta dari negara sahabat.
Sumber foto : banyuanyar.com

Nama : Ponpes Buntet
Alamat : Desa Mertapada Kulon dan Desa Munjul
Kota, Provinsi : Kabupaten Cirebon - Jawa Barat
Pendiri : KH. Muqoyyim bin Abdul Hadi
Tahun Berdiri : Tahun 1785 M.
Keterangan : - Data tertulis mengungkapkan, pondok pesantren Buntet didirikan oleh Kiyai Muqayim pada tahun 1758. Pada awalnya, mbah Muqayim (sebutan untuk Kiyai Muqayim bagi anak cucunya) membuka pengajian dasar-dasar al-quran, bagi masyarakat Desa Dawuan Sela (1 Km ke sebelah Barat dari Desa Mertapada Kulon (lokasi pondok pesantren Buntet sejak tahun 1750-an). Tempat berlangsungnya pengajian itu adalah sebuah Panggung Bilik Bambu ilalang yang di dalamnya terdapat beberapa kamar tidur atau pondokan yang dindingnya terbuat dari bambu dan atapnya terbuat dari pohon ilalang (sejenis rumput yang tinggi).
    - Sistem kepemimpinan yang berlangsung di Pondok Pesantren Buntet, secara umum juga terjadi di beberapa Pesantren tradisional lainnya yaitu selalu dipimpin oleh kiyai keturunan dari kiyai pendiri Pesantren (mbah Muqayim atau K. Muta’ad). Namun dipelajari secara mendasar, sistem kepemimpinan di Pondok Pesantren Buntet memi-liki ciri khas tersendiri. 
    - Kekhasan ini terjadi, karena latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Buntet yang didirikan oleh seorang kiyai (mbah Muqayim) yang berasal dari keluarga Kesultanan Cirebon, sehingga dalam mengendalikan kepemimpinannya tampak seperti mengendalikan sebuah kerajaan yakni diutamakan kepada kiyai putra dari istri pertama. Ini dapat diperhatikan, antara lain dari sebutan “Buntet Pesantren” dan suasana daerah.
Sumber foto : buntetpesantren.org

Nama : Ponpes Miftahul Huda
Alamat : Jl. Gading Pesantren No. 38
Kota, Provinsi : Malang - Jawa Timur - 65115
Pendiri : KH. Hasan Munadi
Tahun Berdiri : Tahun 1785 M.
Keterangan : - Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Malang didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada tahun 1768. PPMH juga dikenal dengan nama Pondok Gading karena tempatnya berada di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Bahkan nama yang terakhir lebih masyhur dikalangan masyarakat.
    - KH. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang putra yaitu: KH. Isma'il, KH. Muhyini, KH. Ma'sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading belum mengalami perkembangan yang signifikan.
    - Kepada KH Moh. Yahya inilah KH. Isma'il menyerahkan pembinaan dan pengembangan Pondok Gading. KH. Ismail kemudian wafat pada usia 75 tahun setelah mengasuh Pondok Gading selama 50 tahun. Sebagai pengasuh generasi ketiga, KH. Moh. Yahya memberi nama pondok pesantren gading dengan nama "Pondok Pesantren Miftahul Huda". Beliau mengizinkan para santrinya untuk menuntut ilmu di lembaga formal di luar pesantren. Sebuah kebijakan yang cukup berani dan tergolong langka saat itu. Ternyata dengan kebijakan ini, Pondok Gading berkembang semakin pesat.
Sumber foto : gadingpesantren.com

Nama : Ponpes Jamsaren
Alamat : Jl. Veteran No.263, Serengan
Kota, Provinsi : Kota Surakarta, Jawa Tengah 57155
Pendiri : Kiai Jamsari
Tahun Berdiri : Tahun 1750 M.
Keterangan : Pondok Jamsaren merupakan pondok pesantren tertua di Pulau Jawa sebab pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Veteran 263 Serengan Solo ini sudah berdiri sekitar tahun 1750. Dalam sejarahnya, pondok ini melewati dua periode, setelah mengalami kevakuman hampir 50 tahun, antara 1830 – 1878.
    Semula, pondok pesantren yang didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IV ini hanya berupa surau kecil. Kala itu, PB IV mendatangkan para ulama, di antaranya Kiai Jamsari (Banyumas). Nama Jamsaren itu juga diambil dari nama kediaman Kiai Jamsari yang kemudian diabadikan hingga sekarang.
    Vakumnya pondok pada 1830 disebabkan terjadinya operasi tentara Belanda. Operasi itu dimulai lantaran Belanda kalah perang dengan Pangeran Diponegoro pada 1825 di Yogyakarta. Karena kalah, Belanda melancarkan serangkaian tipu muslihat dan selanjutnya berhasil menjebak Pangeran Diponegoro. Karena itu pada 1830, para kiai dan pembantu Pangeran Diponegoro di Surakarta dan PB VI bersembunyi dan keluar dari Surakarta ke daerah lain, termasuk Kiai Jamsari II (putra Kiai Jamsari) dan santrinya.Kini, jumlah santri pondok pesaantren Jamsaren lebih dari 2000 santri yang terdiri dari santri muqim sekitar 160 santri.
Sumber foto : jamsaren.com

Nama : Ponpes Sidogiri
Alamat : Desa Sidogiri, Kec. Kraton, Sidogiri, Kraton
Kota, Provinsi : Pasuruan - Jawa Timur 67101
Pendiri : Sayyid Sulaiman
Tahun Berdiri : Tahun 1718 M.
Keterangan : - Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH Noerhasan Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.
    - Dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.
    - Rata-rata per tahun jumlah santri putra jumlahnya sebanyak 5063 dan putri 5137. Pondok pesantren ini ini juga menyelenggarakan sistem pendidikan madrasdah yakni Tipe A sebanyak : 79 madrasah (di Pasuruan) dan Tipe B sebanyak 34 madrasah (di luar Pasuruan).
Sumber foto : sidogiri.net

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×