kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

5 Novelis Terkaya di Indonesia


Rabu, 02 November 2016 / 12:00 WIB
5 Novelis Terkaya di Indonesia


Reporter: Deni Riaddy | Editor: Deni RIaddy

Menjadi penulis novel adalah impian bagi sebahagian orang.  Sebagai penulis novel, tentu saja banyak hal yang bisa didapat. Bisa menyebarkan kebaikan, menebarkan gagasan brilian dan tentu saja kalau bukunya laris manis, penulisnya akan menjadi popular dan kaya. Di Indonesia, banyak sekali tokoh-tokoh novelis terkenal yang memegang peranan penting dalam dunia kepenulisan dan sastra. Berbagai karya sastra dan novel popular yang masuk kategori “best seller” lahir dari tangan mereka. Menarik minat masyarakat untuk terus membaca dan membaca. Berikut 5 penulis novel yang karyanya masuk jajaran “best seller” dengan penghasilan terbesar  di Indonesia versi Kontan.

Nama : Dika Angkasaputra Moerwani (Raditya Dika)
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 28 Desember 1984
Pendidikan : Lulusan University of Adelaide dan Jurusan Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Judul Novel  : Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh,  Cinta Brontosaurus,  Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa, Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, Koala Kumal
Penghargaan : Catatan harian di blog pribadinya memenangi Indonesian Blog Award. Ia juga meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat.
Penghasilan : Rp 500 juta dari penjualan buku fenomenalnya Kambing Jantan
Keterangan : - Raditya Dika adalah seorang penulis, pelawak, aktor, pemeran, model dan sutradara yang berasal dari Indonesia. Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Ia menuliskan pengalamannya sehari-hari, tulisan-tulisan tersebut berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya ia tulis pada tahun 2005 yang berjudul "Kambing Jantan" masuk kategori best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Raditya Dika saat kuliah di Australia. Tulisan Raditya bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Raditya sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama. Ia tampil dengan genre baru yang segar, yaitu komedi. Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setiap judul bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang. Bagi Raditya, ini adalah titik penjualannya.
Sumber foto : profilpedia.com

Nama : Dewi Lestari Simangunsong
Tempat lahir : Bandung, Jawa Barat
Tanggal lahir : 20 Januari 1976
Pendidikan : S1 hubungan Internasional Universitas Parahyangan, Bandung
Judul Novel  : Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi,  Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade ,  Rectoverso ,  Perahu Kertas, Madre, Supernova: Partikel, Supernova: Gelombang, dan Supernova: Inteligensi Embun Pagi.
Penghargaan : Novel Filosofi Kopi berhasil menjadi Karya Sastra Terbaik 2006 versi majalah Tempo dan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Literary Award. Pada Anugerah Pembaca Indonesia 2015, Dee dan Gelombang berhasil meraih predikat Penulis Fiksi Favorit Pembaca dan Buku Fiksi Favorit Pembaca.
Penghasilan : Rp 1,5 miliar dari penjualan semua bukunya
Keterangan : - Dee awalnya dikenal sebagai penyanyi trio dengan Rida dan  Sita. Album Rida Sita Dewi (RSD) adalah Antara Kita, kedua Bertiga, Satu dan The Best of RSD  dirilis oleh Sony Music Indonesia. Dari honor menyanyi, ia membeli laptop pertamanya. Maka lahirlah Perahu Kertas, Filosofi Kopi, Rico de Coro, Tahun 2000  terbitlah Supernova KPBJ.  Dee pun semakin dikenal sebagai penulis. Aktivitasnya sebagai penyanyi terus berkurang, hingga pada tahun 2003 akhirnya Dee keluar dari Rida Sita Dewi. Episode kedua Supernova: Akar menyusul pada tahun 2002, lalu Supernova: Petir. Setelah itu Dee menerbitkan antologi pertamanya, Filosofi Kopi, yang merupakan kumpulan karyanya dari tahun 1995 – 2005. Episode Supernova kembali terbit dengan judul Supernova: Partikel. Hari rilisnya yang menghebohkan (salah satunya karena menghadirkan alien di toko-toko buku) menjadikan #Partikel sebagai trending topic dunia. Partikel mendapat ulasan positif dari kritikus sastra. Bahkan Goenawan Mohamad membuat satu Catatan Pinggir dengan judul Zarah, yang merupakan tokoh utama dalam Partikel. Serial Supernova akhirnya ditutup dengan episode keenam, Inteligensi Embun Pagi (IEP), yang terbit pada bulan Februari 2016. Melalui program pre-order, IEP terjual 10.000 eksemplar bahkan sebelum tanggal rilisnya di toko buku.
Sumber foto : huntsnews.id

Nama : Mira Widjaya (Mira W)
Tempat lahir : Jakarta
Tanggal lahir : 13 September 1951
Pendidikan : Gelar dokter diraihnya dari FK Universitas Trisakti
Judul Novel  : Mira W sudah menulis lebih dari 85 novel, beberapa diantaranya adalah Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember. Di Tepi Jeram Kehancuran, Sisi Merah Jambu, Dakwaan Dari Alam Baka,  Cinta Sepanjang Amazone, Perisai Kasih yang Terkoyak,  Relung-relung Gelap Hati Sisi dan Sisi Gelap Cinta
Penghargaan : Mira W (bersama dengan Marga T), dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng
Penghasilan : Rp 2 miliar untuk 20 buku best sellernya belum termasuk penjualan bukunya untuk film yang dihargai Rp 25 juta per buku
Keterangan : - Mira W adalah putri dari produser film Othniel Widjaja dan istrinya. Putri bungsu dari lima bersaudara. Saat masih SD, Mira sudah menunjukkan bakat menulisnya, ia sering mengirim karyanya ke majalah-majalah anak ternama. Cerpen populer pertama Mira adalah "Benteng Kasih", yang dimuat di majalah Femina pada tahun 1975, saat itu ia masih kuliah kedokteran di Universitas Trisakti. Sedangkan novel pertamanya, Dokter Nona Friska, dimuat sebagai cerita bersambung di majalah Dewi pada tahun 1977, diikuti oleh novel keduanya, Sepolos Cinta Dini. Setahun kemudian, ia menerbitkan Cinta Tak Pernah Berhutang. Setelah lulus dari Trisakti, Selain menjadi dokter, Mira menjadi staf pengajar di Universitas Moestopo. Novelnya yang paling terkenal, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, diterbitkan pada tahun 1980. 
Sumber foto : antaranews.com

Nama : H. Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg.D
Tempat lahir : Semarang, Jawa Tengah
Tanggal lahir : 30 September 1976
Pendidikan : Sarjana dari Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan Post Graduate (S2) dan Doktornya dari  The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri
Judul Novel  : Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesona Cleopatra, Ayat-Ayat Cinta, Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV), Ketika Cinta Bertasbih, Ketika Cinta Bertasbih 2, Dalam Mihrab Cinta, Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih).
Penghargaan : Diundang Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari untuk membacakan pusinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain. Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004)
Penghasilan : Rp 2,4 miliar untuk penjualan satu judul bukunya Ayat-ayat Cinta
Keterangan : - H. Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg.D. adalah Novelis No. 1 Indonesia (dinobatkan oleh INSANI UNDIP AWARD pada tahun 2008). Selain novelis, sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair, sastrawan, pimpinan pesantren, dan penceramah. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Taiwan, Australia, dan Komunitas Muslim di Amerika Serikat. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Hampir semua karya-karya Habiburrahman yang berupa novel maupun mini novel best seller. Sebut saja Ayat-Ayat Cinta yang puluhan kali dicetak ulang lalu difilmkan dan ditonton oleh 3,5 juta orang. Novel yang lain Ketika Cinta Bertasbih menyamai Ayat-ayat Cinta. Novel terbarunya yang bersetting Rusia, Bumi Cinta juga mulai mengikuti novel-novel sebelumnya yang best seller. Bukunya AAC terjual lebih dari 400.000 exp menempatkan pria lulusan mesir ini sebagai penulis terkaya kedua di Indonesia dengan Rp 2,4 Milliar. Bonus tambahan yang ia dapatkan dari novelnya yang diangkat ke layar lebar adalah 150 juta dari Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan Migrab Cinta.
Sumber foto : sasak.net

Nama : Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun (Andrea Hirata)
Tempat lahir : Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung
Tanggal lahir : 24 Oktober 1967
Pendidikan : S1, Universitas Indonesia. Master dari Universitas Paris, Perancis dan dari Universitas Sheffield Hallam, Inggris
Judul Novel  : Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan & Cinta dalam Gelas, Sebelas Patriot, Laskar Pelangi Song Book, Ayah
Penghargaan : Pemenang Buch Awards Jerman (2013), Pemenang Festival Buku New York (2013), Honorary Doctor of Letters (Hon Dlett) dari Universitas Warwick (2015).
Penghasilan : Rp 3,6 miliar untuk penjualan satu judul bukunya (Laskar Pelangi) ditambah bonus penjualan untuk film
Keterangan : - Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Bagaimana pun, menjadi seorang penulis novel terkenal  tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan. Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza.  Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Sumber foto : Wikimedia Commons

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×