Reporter: Deni Riaddy | Editor: Deni RIaddy
Keunikan desa-desa atau kampung-kampung yang ada di Indonesia sudah begitu dikenal hingga ke luar negeri. Tidak heran kalau kemudian, kampung-kampung unik ini menjadi destinasi wisata yang menyedot banyak pengunjung tiap tahunnya. Para wisatawan ini pun bukan hanya disuguhi desa yang masyarakatnya unik, tetapi juga unik dari sisi bangunannya, adat istiadatnya dan tentu saja makanannya. BErikut ini ada 5 kampung atau desa terunik di Indonesia versi Kontan.
Nama | : | Kampung Naga |
Alamat | : | Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat |
Penduduk | : | 300 orang |
Keunikan | : | Kampung wisata yang masih bertahan dengan kearifan lokalnya yakni Kampung Naga. Wilayah yang terletak di Desa Neglasari, Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini terbilang unik karena posisinya berada di lembah. Rumah yang ada di kampung ini berbentuk rumah panggung dengan dinding rumah dari anyaman bambu. Jumlah rumah pun dibatasi hanya 60 rumah. Apabila jumlah warganya lebih, maka sesuai urutan, akan dikeluarkan dari lingkungan ini. |
Sumber foto | : | indonesia-tourism.com |
Nama | : | Kampung Kwatisore |
Alamat | : | Kampung Akudiomi, Distrik Yaur Kabupaten Nabire, Papua barat |
Penduduk | : | 326 orang |
Keunikan | : | Disebut kampung hujan karena setiap harinya desa ini selalu di turuni hujan. Nama asli dari desa ini adalah desa Kwatisore yang berasal dari kata “kawatir sore” kemudian di juluki dengan desa hujan karena fenomena alamnya yang unik. Letak desa atau kampung ini berada di wilayah Nabire, Papua Barat, tepatnya di area kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Keunikannya membuat banyak para wisatawan mengunjungi desa ini. Hal menarik lainnya adalah kebanyakan penduduk di desa ini menjadikan binatang buas sebagai hewan peliharaan salah satunya adalah buaya. |
Sumber foto | : | fourlook.com |
Nama | : | Kampung Teletubbies |
Alamat | : | Dusun Nglepen Desa Sumberharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta |
Penduduk | : | 80 KK atau sekitar 300 orang |
Keunikan | : | Berada di tengah kawasan pedesaan tradisional, berpadu kontras dengan bentuk bangunan yang oval. Sekilas mirip perkampungan Hobbit di film The Lord of the rings. Rumah Domes yang dibangun untuk membantu korban bencana gempa bumi besar pada 27 Mei 1926. Oleh warga sekitar Gedung Domes ini dijuluki rumah Teletubbies. Keberadaan Desa Teletubbies di Ngelepen, Prambanan ini tidak lepas dari bencana gempa bumi besar yang sempat meluluhlantahkan Yogyakarta pada saat itu. Kala itu, ada satu daerah di perbukitan yang mengalami kerusakan total yakni Dusun Sengir, dimana tanah kampungnya sempat ‘ambles’ sampai enam meter lebih. Karena sudah tidak layak huni lagi, warga Dusun Sengir direlokasi ke perkampungan baru, yang kini dikenal sebagai new Ngelepen. |
Sumber foto | : | eksotisjogja.com |
Nama | : | Kampung Tana Toraja |
Alamat | : | Puncak Kampung Lolai, Desa Sillanan, Kecamatan Kapalapitu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan |
Penduduk | : | Sekitar 300 orang |
Keunikan | : | Sillanan adalah nama dari sebuah perkampungan di Toraja. Kampung adat ini terletak di Desa Sillanan, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Kampung ini terbilang unik karena terletak di lereng gunung batu atau gunung kapur dan hampir seluruh wilayah desa tertutup bebatuan. Di kampung ini kita dapat melihat rumah adat tongkonan serta kebudayaan Tana Toraja. |
Sumber foto | : | urldata.xyz |
Nama | : | Kampung Baduy |
Alamat | : | Kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Banten |
Penduduk | : | 8.000 orang |
Keunikan | : | Suku Baduy hidup secara sederhana dan menyatu dengan alam. Jauh dari kebisingan dan hiruk-pikuk kehidupan alam perkotaan. Terletak di desa Cibeo kabupaten Lebak. Sekitar 40 Km dari Rangkasbitung, Kampung Baduy menawarkan alam alami yang asri serta budaya tradisional yang tidak tersentuh teknologi dan kemajuan jaman lainnya. Rumah rumah di perkampungan Baduy masih terbuat dari bambu dan ijuk serta semuanya menghadap ke arah yang sama. Baduy Luar dan Baduy Dalam dipisahkan oleh sungai, yang di atasnya ada jembatan gantung dari bambu, atau lebih dikenal dengan Rawayan Gajeboh (Rawayan dalam bahasa Baduy artinya jembatan) yang tidak terlalu lebar. Di wilayah Baduy Dalam, suasana terasa lebih alami dan sepi. Perbukitan hijau serta sungainya yang jernih dan rumah khas warga Baduy sangat memanjakan mata. |
Sumber foto | : | bantenwisata.com |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News